Nabi Muhammad Sebagai Cahaya

Kembali kepada Al Quran dan Hadits dengan pemahaman para Salaf adalah jalan yang diyakini sebagai yang dapat menghantarkan seseorang untuk memahami Agamanya. Namun berkenaan dengan keyakinan yang telah masyhur bahwa Nabi Muhammad adalah NUR atau Cahaya sebagaimana yang tertera dalam Al Quran, mereka mengejeknya begitu rupa.

Jadi Nabi itu Cahaya ya?

Bukan Manusia?

Bukankah yang tercipta dengan Cahaya adalah Malaikat saja?

Bukankah keyakinan Nabi Muhammad sebagai Cahaya ini berdasarkan keyakinan para shufi? Dll….

Tetapi agaknya mereka hanya mengambil Ayat Ayat Mutasyabihat untuk ditakwilkan atau ditetapkannya begitu saja tanpa harus mendengar penjelasan para Ulama Salaf, namun disisi lain mereka menolak Ayat Alquran yang menjelaskan sifat sifat tertentu apa adanya.Seperti Cahaya dalam Ayat yang menyebutkan Nabi Muhammad sebagai Cahaya atau Nur.

Rosulullah Muhammad SAW memang benar benar benar sebagai Cahaya, dan hal ini banyak disebutkan dalam AL Quran, salah satunya adalah:
Allah s.w.t. berfirman:

يَا أَهْلَ الْكِتَابِ قَدْ جَاءَكُمْ رَسُولُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ كَثِيرًا مِمَّا كُنْتُمْ تُخْفُونَ مِنَ الْكِتَابِ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ قَدْ جَاءَكُمْ مِنَ اللَّهِ نُورٌ وَكِتَابٌ مُبِينٌ

:“Wahai ahli kitab, sesungguhnya telah datang kepada kamu, Rasul Kami, yang menjelaskan kepada kamu banyak dari isi Al-Kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu, cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan.” [Surah Al-Maidah: 15]

Dalam Tafsir Atthobari, ketika menafsirkan Ayat tersebut dan sampai pada Kalimat NUR tersebut, dikatakan:

قد جاءكم"، يا أهل التوراة والإنجيل="من الله نور"، يعني بالنور، محمدًا صلى الله عليه وسلم الذي أنار الله به الحقَّ،

“Telah datang kepadamu” wahai Ahli Taurot dan Injil “Nur dari Allah” maksudnya dengan Nur adalah Muhammad صلى الله عليه وسلم yang Allah menerangkan yang Haq dengannya (Muhammad)”

Imam At-Tabari menafsirkan “nur” (cahaya) dalam ayat ini sebagai Nabi Muhammad sebagai yang mana Allah menerangkan kebenaran dengan Baginda dan mendhahirkan Islam dengan Baginda -shollallahu ‘alaihi wasallam- serta membasmi kesyirikan dengan Baginda shollallahu ‘alaihi wasallam. Maka Baginda shollallahu ‘alahi wasallam adalah cahaya bagi siapa yang ingin mengambil cahaya daripadanya untuk menjelaskan kebenaran. [Tafsir At-Tabari]

Pentafsir kenamaan yaitu Imam Fachruddin Arrozi juga menjelaskan:

{ قد جاءكم من الله نور } يعني محمداً صلى الله عليه وسلم إنما سماه الله نوراً لأنه يهتدى به كما يهتدى بالنور في الظلام وقيل : النور هو الإسلام

{Telah datang kepadamu Nur dari Allah} artinya adalah Muhammad SAW, dikatakan Muhammad sebagai Nur karena Muhammad menunjukkan dengan Nur itu sebagaimana Beliau menunjukkan dalam gelap dengan Cahaya, dan dikatakan pula: Nur itu adalah Islam.

Imam Ibn Ajibah r.a. menafsirkan juga cahaya daripada Allah s.w.t. sebagai Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam. Kemudian, beliau menjelaskan:

Adapun seorang wali itu adalah cahaya daripada cahaya Allah (juga). Begitu juga dia adalah rahasia daripada rahasia-rahasia Allah s.w.t. yang mana Allah s.w.t. mengeluarkan dengan cahaya tersebut siapa yang telah ditetapkan bantuan Allah s.w.t. kepadaNya sejak azali, daripada kegelapan hijab kepada cahaya penyaksian lalu memberi hidayah kepada orang yang telah dipilihnya menuju hadrahNya dengan jalan yang dapat sampai kepadaNya. [Al-Bahr Al-Madid]

Maka, dengan maksud ini juga berarti Rasulullah -shollallahu ‘alaihi wasallam- adalah cahaya dan penghulu segala cahaya karena Baginda -shollallahu ‘alaihi wasallam- adalah penghulu para wali dan setiap para wali mengikuti cahaya Baginda -shollallahu ‘alaihi wasallam-.

pantaslah dalam albarjanzi di katakan nur ala nur:cahaya di atas cahaya,inilah maksudnya.

Maka, Imam Al-Alusi menafsirkan cahaya dalam ayat ini:

{ قَدْ جَاءكُمْ مّنَ الله نُورٌ } عظيم وهو نور الأنوار والنبي المختار صلى الله عليه وسلم ، وإلى هذا ذهب قتادة واختاره الزجاج

“Telah datang kepada kamu daripada Allah cahaya…” yaitu cahaya yang agung cahaya segala cahaya dan ia adalah Nabi -shollallahu ‘alaihi wasallam- yang terpilih. Inilah pendapat Qatadah dan dipilih oleh Az-Zujaj. [Ruh Al-Ma’ani]

Oleh sebab itu, Allah s.w.t. menegaskan lagi hakikat Muhammad -shollallahu ‘alaihi wasallam- sebagai cahaya yang menerangi kegelapan dalam firmanNya yang bermaksud:

“…Dan, untuk jadi penyeru kepada agama Allah, dengan izin-Nya dan untuk menjadi cahaya yang menerangi.” [Surah Al-Ahzab: 46].

Artikel Terkait

Belum ada Komentar untuk "Nabi Muhammad Sebagai Cahaya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel