Ungkapan Rasa Syukur
Selasa, Maret 25, 2014
Tulis Komentar
Ungkapan rasa syukur ini terbagi kepada tiga bagian besar, sebagaimana yang diterangkan oleh Syeikh 'Ahoillah as-Sakandari di dalam kitab "Latho'iful Minan" (lihat kitab "Iqazul Himam Syarah Al-Hikam" halaman 147, cetakan "Darul Kutub 'Ilmiyyah", Beirut - Libanon !), yaitu:
1. Syukru al-Lisan,
2. Syukru al-Arkan,
3. Syukru al-Jinan.
Pertama: Syukur al-Lisan diungkapkan dalam "at-Tahaddutsu bi Ni'amillah". Artinya: Menceritakan nikmat-nikmat Allah swt (dengan penuh tawadhu'). Lihat Q.S. Adh-Dhuha {93}: 11 !
Kedua: Syukur bil-Arkan diungkapkan dalam "al'amalu bith-thoo'ati lillaah". Artinya: Melaksanakan taat kepada Allah swt (dengan ikhlas). Lihat Q.S. Saba' {34}: 13 !
Ketiga: Syukur bil-Jinan diungkapkan dalam "pengakuan terhadap semua nikmat Allah SWT yang terdapat pada hamba-hamba-Nya". Lihat Q.S. An-Nahl {16}: 53 !
Ketiga ungkapan rasa syukur tersebut tertuang dalam kalam hikmah Syeikh 'Atho'illah as-Sakandari yang berbunyi:
من لم يشكر النعم فقد تعرض لزوالها و من شكرها فقد قيد بعقالها
Artinya:
=====
"Barangsiapa tidak mensyukuri nikmat-nikmat Allah SWT, maka sesungguhnya dia menghadap bagi hilangnya nikmat-nikmat tersebut. Dan, barangsiapa mensyukuri nikmat-nikmat-Nya, maka sesungguhnya dia telah mengikat nikmat-nikmat itu dengan tali kekang yang amat kuat."
Untuk lebih jelasnya dikatakan oleh Hukama bahwa:
من أعطي و لم يشكر سلب منها و لم يشعر , فمن شكر النعمة فقد قيدها بعقالها , و من كفرها فقد تعرض لزوالها
Artinya:
=====
"Barangsiapa diberi nikmat oleh Allah SWT dan tidak mau mensyukurinya, maka Dia akan merampas nikmat-nikmat itu sedangkan dia tidak merasakannya. Dan, barangsiapa mensyukuri nikmat-nikmat Allah, maka sesungguhnya dia telah mengikat nikmat-nikmat itu dengan tali kekang yang amat kuat. Dan, barangsiapa kufur terhadap nikmat-nikmat Allah, maka sesungguhnya dia menghadap (membuat jalan sendiri) bagi hilangnya nikmat-nikmat itu."
(Kitab "Iqazhul Himam Syarah Al-Hikam", karya Syeikh Ahmad bin Muhammad Ibnu 'Ajibah Al-Husaini, halaman 145, cetakan "Darul Kutub al-'Ilmiyyah", Beirut - Libanon).
1. Syukru al-Lisan,
2. Syukru al-Arkan,
3. Syukru al-Jinan.
Pertama: Syukur al-Lisan diungkapkan dalam "at-Tahaddutsu bi Ni'amillah". Artinya: Menceritakan nikmat-nikmat Allah swt (dengan penuh tawadhu'). Lihat Q.S. Adh-Dhuha {93}: 11 !
Kedua: Syukur bil-Arkan diungkapkan dalam "al'amalu bith-thoo'ati lillaah". Artinya: Melaksanakan taat kepada Allah swt (dengan ikhlas). Lihat Q.S. Saba' {34}: 13 !
Ketiga: Syukur bil-Jinan diungkapkan dalam "pengakuan terhadap semua nikmat Allah SWT yang terdapat pada hamba-hamba-Nya". Lihat Q.S. An-Nahl {16}: 53 !
Ketiga ungkapan rasa syukur tersebut tertuang dalam kalam hikmah Syeikh 'Atho'illah as-Sakandari yang berbunyi:
من لم يشكر النعم فقد تعرض لزوالها و من شكرها فقد قيد بعقالها
Artinya:
=====
"Barangsiapa tidak mensyukuri nikmat-nikmat Allah SWT, maka sesungguhnya dia menghadap bagi hilangnya nikmat-nikmat tersebut. Dan, barangsiapa mensyukuri nikmat-nikmat-Nya, maka sesungguhnya dia telah mengikat nikmat-nikmat itu dengan tali kekang yang amat kuat."
Untuk lebih jelasnya dikatakan oleh Hukama bahwa:
من أعطي و لم يشكر سلب منها و لم يشعر , فمن شكر النعمة فقد قيدها بعقالها , و من كفرها فقد تعرض لزوالها
Artinya:
=====
"Barangsiapa diberi nikmat oleh Allah SWT dan tidak mau mensyukurinya, maka Dia akan merampas nikmat-nikmat itu sedangkan dia tidak merasakannya. Dan, barangsiapa mensyukuri nikmat-nikmat Allah, maka sesungguhnya dia telah mengikat nikmat-nikmat itu dengan tali kekang yang amat kuat. Dan, barangsiapa kufur terhadap nikmat-nikmat Allah, maka sesungguhnya dia menghadap (membuat jalan sendiri) bagi hilangnya nikmat-nikmat itu."
(Kitab "Iqazhul Himam Syarah Al-Hikam", karya Syeikh Ahmad bin Muhammad Ibnu 'Ajibah Al-Husaini, halaman 145, cetakan "Darul Kutub al-'Ilmiyyah", Beirut - Libanon).
Belum ada Komentar untuk "Ungkapan Rasa Syukur"
Posting Komentar