Aqiqah Dulu Atau Qurban

Ahli hadis al-Hafidz Ibnu Hajar mengutip dari beberapa Tabiin bahwa aqiqah anak tersebut telah tercukupi dengan hewan qurban yang ia sembelih:

وَعِنْد عَبْد الرَّزَّاق عَنْ مَعْمَر عَنْ قَتَادَةَ " مَنْ لَمْ يَعُقّ عَنْهُ أَجْزَأْته أُضْحِيَّته " وَعِنْد اِبْنِ أَبِي شَيْبَة عَنْ مُحَمَّد بْن سِيرِينَ وَالْحَسَنِ " يُجْزِئ عَنْ الْغُلَام الْأُضْحِيَّة مِنْ الْعَقِيقَة " (فتح الباري لابن حجر - ج 15 / ص 397)
 

Dalam riwayat Abdurrazzaq dari Ma’mar dari Qatadah disebutkan: “Barangsiapa yang belum aqiqah maka dicukupi dengan qurbannya”. Dan dalam riwayat Ibnu Abi Syaibah dari Muhammad bin Sirin dan Hasan al-Bashri disebutkan: “Hewan Qurban dapat mencukupi bagi seorang anak dari aqiqahnya” (Fath al-Bari 15/397)

Ada pula masalah khilafiyah dalam madzhab, yaitu melakukan qurban dan aqiqah secara bersamaan dengan menyembelih 1 ekor kambing. Pendapat ini dikemukakan oleh Hasan al-Basri, Muhammad bin Sirin, Qatadah dan Hisyam (ke semuanya dari kalangan Tabi'in), begitu pula Madzhab Hanafiyah (Fathil Bari 12/13)


Ada pula pendapat ulama yang menyatakan tidak mencukupi. Hal ini adalah pendapat Madzhab Malikiyah dan Syafiiyah. Namun dikalangan Syafiiyah sendiri ada dua pendapat, menurut Ibnu Hajar al-Haitami tidak dapat mencukupi, sementara menurut Imam Ramli diperbolehkan niat qurban dan aqiqah (Itsmid al-Ainain fi ikhtilaf Syaikhain 77)

Belum ada Komentar untuk "Aqiqah Dulu Atau Qurban"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel